Selasa, 27 November 2012
Kain Tradisional Tergeser Gaya Hidup Modern
Suka tidak suka, generasi muda saat ini mulai meninggalkan sebagian warisan budaya para leluhur seperti halnya kain tradisional. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memberi edukasi dan membuka pemahaman tentang kain tradisional dengan menggelar pameran khasanah tradisional nusantara.
Pameran yang digelar di Museum Negeri Provinsi Lampung, Jl Zainal Abidin Pagar Alam Rajabasa, diikuti 31 museum negeri dan swasta se– Indonesia serta 8 pelestari kain tradisional nusantara.
Dalam kesempatan tersebut Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr. Surya Helmi mengatakan, kain tradisional merupakan produk budaya yang mengandung nilai filosofi tinggi dari budaya Indonesia. Namun saat ini, kain tradisional tergeser dengan munculnya mesin-mesin canggih yang lebih modern, tapi miskin dengan makna. “Trend gaya hidup modern yang cenderung indivisualistis juga menjadi salah satu penyebab kain tradisional tidak lagi dibutuhkan pada era saat ini,” ujar Surya Helmi.
Padahal, lanjut Surya Helmi, kain hasil olahan tradisional memiliki kelebihan dibanding dengan kain modern, seperti bahan yang ramah lingkungan. Kelebihan itu tidak ditemukan pada pembuatan kain-kain yang menggunakan mesin canggih dan modern. Kain hasil olahan mesin modern mayoritas menggunakan bahan sintetis yang hasil olahannya berbahaya bagi lingkungan.
Surya Helmi berharap, keberadaan museum dapat menjadi lembaga yang bertugas melestarikan, meneliti dan menyajikan benda–benda bersejarah salah satumya kain tradisional nusantara.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Lampung Berlian Tihang menyatakan, Provinsi Lampung akan memberikan yang terbaik dalam hal melestarikan kain tradisional nusantara. Hal ini dibuktikan, Provinsi Lampung pernah tercatat pada rekor MURI pada atraksi cucuk kain tapis yang dilakukan seribu orang lebih pengrajin dan pelajar dengan menghasilkan kain tapis sepanjang 500 meter. “Pemprov Lampung akan tetap konsisten dalam mempertahankan kain tradisional yang memiliki nilai sejarah dan patut dibanggakan,” tandas Berlian Tihang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar