Minggu, 29 Mei 2011

Mbok Jani

Sambil menyibakkan rambutnya yang beruban, perempuan tua ini membereskan dagangannya yang mulai layu terjemur matahari.Siang ini, bayangan tubuh sudah mengelincir, namun pembeli yang diharap datang hanya sesekali mampir untuk membeli sayuran kepada perempuan tua yang masih mancari nafkah memenuhi kebutuhan hidupnya yang renta."Ah, alangkah sepinya hari ini,"batinnya meratapi dagangannya yang masih banyak."Apa harus dibuang lagi sayuran layu ini"ucapnya lagi.
Sejak pemerintah menaikkan harga bensin Mei lalu, daya beli masyarakat menurun sampai dengan empat puluh persen.Para pelanggan pedagang pasar Untung Suropati mengeluhkan harga sembilan bahan pokok masyarakat yang membumbung tinggi,sepinya minat masyarakat untuk berbelanja,disebabkan tidak imbangnya kenaikan harga beli serta penghasilan masyarakat yang yang pas - pasan, membuat sejumlah pedagang lebih banyak melamun dibandingkan melayani konsumen.  
Mbok jani perempuan tua warga  Kelurahan Labuhan Dalam Bandar Lampung ini,sejak dua bulan terakhir, lebih sering membuang dagangan sayurannya dari pada mendapatkan untung.
"Kemarin dua puluh ikat kangkung,hari ini sepertinya tak sedikit sawi yang akan kuberikan kelinci,"ucap perempuan ini sambil membereskan dagangannya.
 Sudah mau pulang Mbok,! terkaget dia, saat tukang ojek langganannya menanyai apakah sudah akan pulang.
Ia! pulang saja,sepi Din ! katanya, tanpa mengacuhkan si Udin.
Mbok Jani salah satu contoh orang tua yang masih gigih mempertahankan hidup meski renta dan sudah sakit - sakitan 

Jumat, 27 Mei 2011

Bola Mata Keluar Akibat Dugaan Malapraktek


Bandarlampung,PR- Dugaan malapraktek kembali terjadi, kali ini menimpa perempuan setengah baya warga Way Halim Bandarlampung, Fulida Udjang (50).
Suami korban Dayat mengungkapkan, Jumat (27/5) dugaan malapraktek ini berawal dari istrinya yang mengalami sakit gigi bagian atas sebelah kiri.
Dayat menceritakan, saat itu istrinya sakit gigi, lantas ia berinisiatif  membawa korban ke klinik langganannya, Dental House milik Drg Budiono, yang beralamat Jalan Wolter Monginsidi No 33 Bandarlampung untuk diperiksa dan diobati.
Selanjutnya kata Dayat, gigi korban dibor dan dibersihkan oleh Drg Budiono untuk dilakukan pemenambalan, selesai proses pengobatan,ia pun langsung membawa  istrinya pulang.
Namun beberapa saat setelah sampai di rumah, Dayat menambahkan, istrinya merasa pipi sebelah kiri terasa lebih sakit dan menimbulkan bengkak lebih besar.
Melihat kondisi istrinya seperti itu, Dayat membawanya kembali ke klinik Drg Budiono untuk meminta penjelasan dan pengobatan ulang.
“Berulang – ulang diperiksa dan diobati Drg Budiono bukannya tambah sembuh ! Bengkak di pipi kiri istri saya semakin besar. Sekarang, bola mata kiri istri saya malah keluar,kata Dayat.
Sementara saat dimintai keterangan terkait dugaan malapraktek, pemilik Dental House Drg Budiono menjelaskan,kejadian itu sudah lama sekali bahkan dirinya sudah tidak ingat kapan Ny Fulida Udjang terakhir kali datang ke kliniknya.
“Sudah lama sekali ya,kalau tidak salah Satu atau dua tahun lalu kejadiannya,”katanya.
Menurutnya, permasalahan ini komplek sekali,pengobatan gigi adalah pengobatan luar yang tidak mungkin akan separah itu kejadiannya.
Drg Budiono juga mengakui, Ny Fulida Udjang adlah pasien langganannya serta penyebab bengkak dan bola matanya keluar bisa diakibatkan infeksi, namun tidak akan separah seperti yang dialami ny Fulida Udjang.
“Harus melalui pemeriksaan medis lebih lanjut, untuk mengetahui penyebab bengkak pipi dan bola mata Ny Fulida keluar.Bisa saja itu tumor atau kanker,elaknya.
Drg Budiono mengelak bahwa dirinya lah yang menjadi penyebab bengkak di pipi dan bola mata kiri Ny Fulida keluar.

Senin, 23 Mei 2011

Bola Mata Keluar Korban dugaan Malapraktek

Ny Fulida Udjang wanita setengah baya ini mengalami penderitaan yang mendalam. saat ini ia mengalami sakit parah dengan pipi kiri bengkak dan bola matanya keluar.Penderitaan ini,ia alami berawal dari sakit gigi setahun yang lalu.Dengan bermodal kepercayaan, Ny Fulida ditemani suami tercinta mendatangi klinik gigi langganannya Dental House milik Drg Budiono di Jalan Wolter Mongonsidi No 33 Bandarlampung.Tanpa banyak bicara Drg Budiono mengebor dan menambal gigi Ny Fulida yang merintih menahan sakit.Tak lama setelah sampai di rumah istri tuan Dayat ini,belum juga merasa sembuh. Bahkan, ia merasa sakitnya menjadi serta bengkak di pipi kirinya semakin membesar."Saya merasa bola mata kiri seperti ingin keluar,"keluhnya. Merasa khawatir, Dayat membawa kembali istrinya ke klinik Drg Budiono untuk meminta penjelasan dan pengobatan ulang.Akan tetapi sekian kalinya di obati oleh dokter yang sama penyakit yang dialami istrinya tak kunjung sembuh,bahkan semakin hari semakin parah."Bukannya sembuh, malah bola mata istri saya keluar dan bengkaknya semakin besar,kata Dayat. Drg Budiono mengelak tuduhan dugaan malapraktek yang dituduhkan kepadanya.Menurutnya,pengobatan gigi adalah pengobatan luar seandainya infeksi tidak akan separah ini."bisa saja itu tumor atau kanker,"elaknya.

Minggu, 22 Mei 2011

Podium Rakyat: Preman di kantor Dinas,Pol PP berkeliaran Di Pasar...

Podium Rakyat: Preman di kantor Dinas,Pol PP berkeliaran Di Pasar...: "Untuk melihat seorang preman berkeliaran di Kota Bandarlampung saat ini tidaklah mudah. Sejak diterapkannya peraturan oleh walikota, agar sa..."

Preman di kantor Dinas,Pol PP berkeliaran Di Pasar

Untuk melihat seorang preman berkeliaran di Kota Bandarlampung saat ini tidaklah mudah. Sejak diterapkannya peraturan oleh walikota, agar satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) selalu berjaga di setiap perempatan pasar bahkan disetiap rumah makan. Para preman yang selama ini mencari nafkah untuk menghidupi diri dan keluarganya, merasa risih dengan banyaknya Pol PP yang berkeliaran dipasar - pasar.
Sekarang, para preman mulai dikordinir untuk berjaga di pos yang telah disiapkan oleh birokrat.Para birokrat tanpaknya alergi dan enggan di datangi para pencari berita/jurnalist serta  LSM yang hendak mengklarifikasi temuannya.Kepala Satuan (Kasat) Pol PP Bandarlampung yang juga masih menjadi anggota Polisi Aktif, Cik Raden mengemukakan,banyaknya Pol PP berjaga di setiap sudut pasar bukanlah berarti membalik kenyataan yang ada. "Akan tetapi hanya untuk mentertibkan para pedagang kaki lima,"kata Cik Raden.
Ironisnya penertiban para pedagang kali lima demi untuk gengsi merebut adipura,dengan mengorbankan pedagang yang saat ini, ditempatnya yang baru untuk mencari  Rp 25.000,- saja amatlah susah.