Minggu, 26 Februari 2012

Dianggap Sepele Mesuji Kembali Membara

Pemerintah pusat dan daerah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, selalu menganggap sepele rakyat kecil. Itu terlihat penyelesaian yang dilakukan mengenai konflik lahan antara warga dengan perusahan dibuat berlarut-larut, sehingga berdampak Kabupaten Mesuji kembali membara. Pemerintah lengah dalam hal ini. Sabtu (25/2) warga dari Desa Sritanjung, Nipah Kuning, dan Kagungan Dalam, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, marah dan mengamuk dengan membakar kantor serta mes karyawan PT Barat Selatan Makmur Investindo (PT BSMI).
Warga 3 tiga desa tersebut marah karena merasa lahan 7000 hektare miliknya diambil PT BSMI tanpa pernah ada proses ganti rugi. Warga mengklaim, berhak atas tanah ulayat dan menagih janji untuk dijadikan petani plasma. Sebelumnya, pada 10 November 2011 lalu, warga juga mengamuk karena salah seorang petani ditembak mati oleh aparat keamanan. Tuntutan atas hak yang disepelekan membuat emosi warga tidak terkendali. Ini akhirnya menjadi bom waktu. Apabila hal-hal seperti ini, pemerintah tidak tanggap dan masih saja membela kaum kapitalis, tidak menutup kemungkinan daerah lainnya yang memilki persoalan sama dengan masyarakat Mesuji akan melakukan aksi serupa. Sedangkan Pemprov Lampung, dari tahun ketahun selalu mengatakan sedang dibahas penyelesaiannya. Mengapa pemerintah tidak bisa memutuskan. Pertanyaannya ada apa dalam hal ini. Mengapa pemerintah tidak mau memaksa perusahaan untuk mengembalikan lahan milik warga? Tentu jawabannya pemerintah sendiri yang mengetahui. Sementara, Polda Lampung disibukkan untuk mengamankan lokasi konflik. Aparat dituntut bekerja secara professional dan porporsional dalam mengamankan situai ini. Kembali kita bertanya, bisakah aparat keamanan melakukan hal tersebut? Masayarakat sedikitnya mulai krisis kepercayaan terhadap Korps Baju Coklat ini. Sudah banyak contoh korban, bahkan dalam kasus Mesuji ini dua warga tewas diterjang peluru petugas. Kalau hal ini terus dibiarkan, berdampak pada investasi Lampung khususnya Indonesia pada umumnya. Sudah bukan rahasia umum lagi banyak Investor yang membatalkan investasinya ke Indonesia akibat buruknya system keamanan. Ini juga akan berdampak pada angka pengangguran dan kemisikanan yang tidak pernah turun, sudah pasti akan memperburuk situasi social negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar