Minggu, 12 Juni 2011

Lampung Masih Miskin

Perjalanan hari ini benar-benar menyesakan, untuk mencari informasi bagaimana upaya pemerintah menurunkan angka kemiskinan di provinsi yang katanya gerbangnya pulau sumatera ini saja, harus di lempar kesana kesini. "Ah, memang sudah tidak ada lagi yang mau bertanggung jawab  pada  orang-orang miskin ini, apa? "batin ku bertanya.
"Coba ke dinas sosial saja anda tanya, "jawab pegawai di lingkungan bidang kesejahteraan rakyat di Pemerintah Provinsi Lampung sambil acuh tak acuh ketika ditanya tentang apa upaya pemerintah memerangi kemiskinan.
"Terus apa tugas kalian bidang kesra ini, "aku mencoba bertanya
Sambil bersungut pegawai itu menjawab "Kami hanya bagian adminitrasi saja, sedangkan teknisnya ada di di dinas sosial dan tenaga kerja "jawabnya ketus.
Dengan perasaan dongkol Aku berjalan menuju dinas yang menangani masalah sosial.
"Ari-Ari, resiko tugasmu seorang pencari berita, 'guman ku sambil tersenyum pahit.
 

"Oi jalan jangan sambil ngelamun, "teriak Dini, gadis manis berkerudung yang biasa mengurusi para jurnalis di lingkungan kantor gubernur ini menyapa. 
"Ah, kau bikin aku kaget saja Din! "timpal ku. "Habis abang seperti orang sedang kesusahan saja, "balasnya sambil tersenyum.
"Senyummu Din, itu yang terkadang buat aku tak bisa tidur, "kataku pelan.
 

"Aku memang sedang susah pikiran, coba kau bayangkan,7.596.115 penduduk Lampung 1.496.000 atau 19 persennya hidupnya dibawah garis kemiskinan, "ini fakta Din!
"Terus apa yang Abang mau perbuat, "tanya gadis ini.
 

Memang persoalan  kemiskinan  begitu pelik, kita  juga tidak bisa membebankan masalah ini pada satu dinas saja untuk bertanggung jawab. Hal Ini merupakan tanggung jawab kita bersama, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat yang ada di Lampung harus bersama-sama  mencari jalan keluarnya.

Lampung yang katanya penuh dengan potensi sumber daya alam ternyata masih mengalami masalah kemiskinan, terutama pada masyarakat yang hdup di pinggiran kota serta masyarakat pedalaman. Ketidak adilan ekonomi masih melanda rakyat kecil.

Warsidah Dan Mimpi Rp 5 Jutanya

Di gubuk reot berlantai tanah milik janda tua itu,sekelompok orang berpakaian dinas pemerintahan tampak sedang mendata warga yang layak  menerima bantuan perbaikan rumah.
Tak ketinggalan Warsidah janda tua yang telah lama ditinggal mati suaminya itu,menyerahkan selembar fotocopi kartu keluarga dan ktp nya,dengan harapan mendapatkan bantuan untuk memperbaiki rumahnya yang tak lebih baik dari kandang kambing milik kepala desa.
"Mudah-mudahan uang Rp 5 juta dari pemerintah yang akan diberikan nanti, bisa memperbaiki rumah ku yang hampir rubuh,batin Warsidah.
Tak terasa waktu berjalan, sejak penantian panjang Juli 2010 lalu, sampai hari ini,Kamis (9/6), bantuan perbaikan rumah yang di janjikan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Lampung tak kunjung datang.
"Apa maksudnya orang-orang itu,mengambil fhotocopi KK dan KTP ku.Mana rumah ku yang reot ini di fhoto-fhoto.Janjinya saja mau ngasih uang Rp 5 juta untuk memperbaiki rumah ku,gerutu Warsida kepada tetangganya.
Katanya sih,cerita Warsidah,bukan dirinya saja yang merasa di bohongi akan di beri bantuan uang Rp 5 juta untuk perbaikan rumah dari Pemerintah Provinsi (Pemprop) Lampung melalui BPMPD.
Bantuan Pemprop Lampung untuk program perbaikan rumah yang dialokasikan dari dana APBD melalui BPMPD untuk masyarakat miskin pedesaan, di duga banyak pemotongan dan ada beberapa yang Fiktif.