Perjalanan hari ini benar-benar menyesakan, untuk mencari informasi bagaimana upaya pemerintah menurunkan angka kemiskinan di provinsi yang katanya gerbangnya pulau sumatera ini saja, harus di lempar kesana kesini. "Ah, memang sudah tidak ada lagi yang mau bertanggung jawab pada orang-orang miskin ini, apa? "batin ku bertanya.
"Coba ke dinas sosial saja anda tanya, "jawab pegawai di lingkungan bidang kesejahteraan rakyat di Pemerintah Provinsi Lampung sambil acuh tak acuh ketika ditanya tentang apa upaya pemerintah memerangi kemiskinan.
"Terus apa tugas kalian bidang kesra ini, "aku mencoba bertanya
Sambil bersungut pegawai itu menjawab "Kami hanya bagian adminitrasi saja, sedangkan teknisnya ada di di dinas sosial dan tenaga kerja "jawabnya ketus.
Dengan perasaan dongkol Aku berjalan menuju dinas yang menangani masalah sosial.
"Ari-Ari, resiko tugasmu seorang pencari berita, 'guman ku sambil tersenyum pahit.
"Oi jalan jangan sambil ngelamun, "teriak Dini, gadis manis berkerudung yang biasa mengurusi para jurnalis di lingkungan kantor gubernur ini menyapa.
"Ah, kau bikin aku kaget saja Din! "timpal ku. "Habis abang seperti orang sedang kesusahan saja, "balasnya sambil tersenyum.
"Senyummu Din, itu yang terkadang buat aku tak bisa tidur, "kataku pelan.
"Aku memang sedang susah pikiran, coba kau bayangkan,7.596.115 penduduk Lampung 1.496.000 atau 19 persennya hidupnya dibawah garis kemiskinan, "ini fakta Din!
"Terus apa yang Abang mau perbuat, "tanya gadis ini.
Memang persoalan kemiskinan begitu pelik, kita juga tidak bisa membebankan masalah ini pada satu dinas saja untuk bertanggung jawab. Hal Ini merupakan tanggung jawab kita bersama, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat yang ada di Lampung harus bersama-sama mencari jalan keluarnya.
Lampung yang katanya penuh dengan potensi sumber daya alam ternyata masih mengalami masalah kemiskinan, terutama pada masyarakat yang hdup di pinggiran kota serta masyarakat pedalaman. Ketidak adilan ekonomi masih melanda rakyat kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar